Madrasah Aliyah (MA) Hidayatullah Desa Siwalubanua, Kecamatan Gunung Sitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli
Menyimak kehidupan di tepian negeri Indonesia, selalu ada cerita tentang indahnya alam Nusantara, tentang kuatnya keguyuban warga lokal, maupun tentang tradisi setempat yang kian memperkaya ragam budaya di Indonesia. Namun, dari sekian kisah yang ada, terselip potongan narasi ironi tentang kondisi kesejahteraan masyarakat tepian negeri.
ACT melalui Program 100 Pulau Tepian Negeri mencoba menyapa saudara setanah air yang berada di pulau terluar di Indonesia. Sejumlah program peningkatan kesejahteraan di bidang kesehatan, ekonomi, infrastuktur, dan pendidikan terus dijalankan.
Salah satu Program 100 Pulau Tepian Negeri yang kini tengah dilakukan adalah pembangunan sekolah yang keadaannya jauh dari kelayakan. Setelah beberapa waktu lalu bangunan sekolah baru rampung dibangun di pelosok Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Tim 100 Pulau Tepian Negeri ACT bergerak ke Pulau Nias, Sumatera Utara.
Adalah Madrasah Aliyah (MA) Hidayatullah, sebuah madrasah setingkat SMA yang bangunan sekolahnya masih jauh dari kata layak. Madrasah yang berada di Desa Siwalubanua, Kecamatan Gunung Sitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
Keadaan sarana prasarana dan bangunan sekolah ini sangat mengkhawatirkan. Di kompleks sekolah tersebut tidak hanya ada MA, namun juga terdapat Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat SMP dan pesantren. Tiga jenjang pendidikan tersebut berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah.
Menurut Muhammad Ikhsan selaku Pengurus Lembaga Pendidikan Hidayatullah Gunungsitoli, salah satu fasilitas sekolah yang sangat minim di lembaga pendidikan ini adalah MA Hidayatullah. Sekolah tingkat SMA ini hanya memiliki satu kelas saja, padahal ada 3 kelas dengan 40 siswa yang belajar di MA Hidayatullah.
Ikhsan menambahkan jumlah keseluruhan siswa di Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah Gunung Sitoli ini ada 146 Siswa yang terdiri dari 106 siswa MTs dan 40 Siswa MA. Sebanyak 59 siswa tinggal di asrama, karena minimnya akses ke tempat tinggal mereka.
“Dua kelas di MA Hidayatullah ini masih menumpang di kelas Madrasah Tsanawiyah. Madrasah Aliyah ini memang baru mempunyai satu kelas saja,” keluhnya.
Selain keterbatasan kelas, mayoritas bangunan kelas di Lembaga Pendidikan ini adalah bangunan semi permanen. Atapnya terbuat dari seng yang belum diplafon, ruangannya pun tidak berdinding, hanya satu sisi ditutup tirai bambu penghalang panas dan hujan. Hanya dua kelas MTs saja yang memiliki bangunan permanen.
Yuk Bantu Melalui KitaBisa
"Suasana kelas di tempat kami tampak kumuh dan tidak memberikan kenyamanan siswa dalam belajar. Selain itu bangunan madrasah ini, tidak memiliki bangku, meja belajar, lemari buku, ruang guru, dan toilet. Toilet sementara masih menumpang di toilet yayasan yang hanya satu unit saja,” tutur Ikhsan.
Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah ini merupakan lembaga pendidikan Islam satu-satunya di Nias, yang mayoritas siswanya berasal dari Pulau Nias dan dan sebagian berasal dari wilayah Sumatera Utara lainnya.
“Sekolah ini sangat penting bagi anak-anak pelajar Muslim di Nias, karena umat muslim di sini adalah minoritas. Hanya 5,75 persen saja,” jelasnya.
Bersinergi dengan para donatur Bukalapak.com dan mitra individu lainnya, Tim 100 Pulau Tepian Negeri ACT membangun 2 kelas serta menyediakan perlengkapan kelas seperti kursi, bangku, lemari, dan papan tulis. Tidak hanya itu, fasilitas sanitasi juga dibangun, misalya MCK tiga pintu beserta tempat cuci dan tempat wudunya sekaligus sumur bor beserta penampung airnya (toren).
Koordinator Tim 100 Pulau Tepian Negeri Dede Abdulrochman mengungkapkan, saat ini pembangunan ruang kelas tersebut tengah berjalan. Pembangunan dimulai sejak Kamis (26/10) dan rencananya akan di selesaikan dalam waktu 3 minggu.
“Tim konstruksi kami ada 5 orang, namun alhamdulillah kami dibantu para santri Hidayatullah. Insya Allah, prosesnya akan selesai dalam waktu 3 minggu, sesuai dengan target yang direncanakan. Namun, saat ini tim kami terdapat sedikit kendala alam, saat ini di sini sedang musim hujan,” tuturnya.
Insya Allah, akhir November mendatang, para siswa MA Hidayatullah akan memiliki ruang kelas baru dan sejumlah sarana sekolah lainnya. Mereka tidak perlu lagi menumpang di ruang-ruang kelas yang ada di MTs Hidayatullah. (sumber)
ACT melalui Program 100 Pulau Tepian Negeri mencoba menyapa saudara setanah air yang berada di pulau terluar di Indonesia. Sejumlah program peningkatan kesejahteraan di bidang kesehatan, ekonomi, infrastuktur, dan pendidikan terus dijalankan.
Salah satu Program 100 Pulau Tepian Negeri yang kini tengah dilakukan adalah pembangunan sekolah yang keadaannya jauh dari kelayakan. Setelah beberapa waktu lalu bangunan sekolah baru rampung dibangun di pelosok Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Tim 100 Pulau Tepian Negeri ACT bergerak ke Pulau Nias, Sumatera Utara.
Adalah Madrasah Aliyah (MA) Hidayatullah, sebuah madrasah setingkat SMA yang bangunan sekolahnya masih jauh dari kata layak. Madrasah yang berada di Desa Siwalubanua, Kecamatan Gunung Sitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
Keadaan sarana prasarana dan bangunan sekolah ini sangat mengkhawatirkan. Di kompleks sekolah tersebut tidak hanya ada MA, namun juga terdapat Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat SMP dan pesantren. Tiga jenjang pendidikan tersebut berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah.
Menurut Muhammad Ikhsan selaku Pengurus Lembaga Pendidikan Hidayatullah Gunungsitoli, salah satu fasilitas sekolah yang sangat minim di lembaga pendidikan ini adalah MA Hidayatullah. Sekolah tingkat SMA ini hanya memiliki satu kelas saja, padahal ada 3 kelas dengan 40 siswa yang belajar di MA Hidayatullah.
Ikhsan menambahkan jumlah keseluruhan siswa di Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah Gunung Sitoli ini ada 146 Siswa yang terdiri dari 106 siswa MTs dan 40 Siswa MA. Sebanyak 59 siswa tinggal di asrama, karena minimnya akses ke tempat tinggal mereka.
“Dua kelas di MA Hidayatullah ini masih menumpang di kelas Madrasah Tsanawiyah. Madrasah Aliyah ini memang baru mempunyai satu kelas saja,” keluhnya.
Selain keterbatasan kelas, mayoritas bangunan kelas di Lembaga Pendidikan ini adalah bangunan semi permanen. Atapnya terbuat dari seng yang belum diplafon, ruangannya pun tidak berdinding, hanya satu sisi ditutup tirai bambu penghalang panas dan hujan. Hanya dua kelas MTs saja yang memiliki bangunan permanen.
Yuk Bantu Melalui KitaBisa
"Suasana kelas di tempat kami tampak kumuh dan tidak memberikan kenyamanan siswa dalam belajar. Selain itu bangunan madrasah ini, tidak memiliki bangku, meja belajar, lemari buku, ruang guru, dan toilet. Toilet sementara masih menumpang di toilet yayasan yang hanya satu unit saja,” tutur Ikhsan.
Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah ini merupakan lembaga pendidikan Islam satu-satunya di Nias, yang mayoritas siswanya berasal dari Pulau Nias dan dan sebagian berasal dari wilayah Sumatera Utara lainnya.
“Sekolah ini sangat penting bagi anak-anak pelajar Muslim di Nias, karena umat muslim di sini adalah minoritas. Hanya 5,75 persen saja,” jelasnya.
Bersinergi dengan para donatur Bukalapak.com dan mitra individu lainnya, Tim 100 Pulau Tepian Negeri ACT membangun 2 kelas serta menyediakan perlengkapan kelas seperti kursi, bangku, lemari, dan papan tulis. Tidak hanya itu, fasilitas sanitasi juga dibangun, misalya MCK tiga pintu beserta tempat cuci dan tempat wudunya sekaligus sumur bor beserta penampung airnya (toren).
Koordinator Tim 100 Pulau Tepian Negeri Dede Abdulrochman mengungkapkan, saat ini pembangunan ruang kelas tersebut tengah berjalan. Pembangunan dimulai sejak Kamis (26/10) dan rencananya akan di selesaikan dalam waktu 3 minggu.
“Tim konstruksi kami ada 5 orang, namun alhamdulillah kami dibantu para santri Hidayatullah. Insya Allah, prosesnya akan selesai dalam waktu 3 minggu, sesuai dengan target yang direncanakan. Namun, saat ini tim kami terdapat sedikit kendala alam, saat ini di sini sedang musim hujan,” tuturnya.
Insya Allah, akhir November mendatang, para siswa MA Hidayatullah akan memiliki ruang kelas baru dan sejumlah sarana sekolah lainnya. Mereka tidak perlu lagi menumpang di ruang-ruang kelas yang ada di MTs Hidayatullah. (sumber)
Post a Comment